“Bukan artis, biar
saya inget – inget dulu…”
lama sekali cewek
itu mikir, Joni
yang nungguin jadi
bĂȘte sedangkan Gugum
udah nyeruput mie
ayam pesenannya. “ Oh iya,
kamu orang goblok
yang tadi kan?”
Ucapan itu
membuat Joni ibarat
terserempet bajaj di
siang hari. Luka
hatinya, tak dapat
diungkapkan lagi. Gugum
yang lagi makan
mie aja sampe
kelolotan sumpit.
“ Yah…yang begitu
cepet banget ingetnya…”
ujar Joni lemes.
“Yah, maaf
deh…oh ya, nama
saya Tita”
“ Oh iya, belon
kenalan ya dari
tadi… nama saya Joni,
panjangnya Sebastian” ujar Joni
sambil menyalami tangan
Tita yang halus. “ Terus yang
nelen sumpit idup – idup
barusan itu temen
gue, namanya Gugum.” Ujar
Joni sambil nunjuk
kearah Gugum yang
lagi minum langsung
dari galonnya!!
Gugum akhirnya
bisa kembali. Mukanya
udah keliatan seger
lagi, kayak ayam bebas
dari rumah potong.
“Eh cewek manis
dan mas goblok,
pesen aja ntar
gue yang bayar!”
kata Gugum sambil
mesen satu porsi
mie ayam lagi.
Joni yang denger
kata – kata mas Goblok
sempet memonyongkan bibirnya,
namun bibirnya kembali
seperti sediakala saat mendengar
kata yang bermakna
makan gratis. Mereka
pun segera akrab
dan ngobrol hingga
bel masuk memisahkan
mereka.
“Eh Jon, kok perasaan gue
dari tadi Tita
manggil lo kok
Tian sih?”
“Secara, nama
gue kan Joni
Sebastian, jadi nggak
masalah dong kalo
Tita manggil gue
Tian?”
“Wah gila
lo Jon, nama
lo bukannya Joni
Susanto?”
“Ah, masa
beda tipis doang
nggak boleh…”
“Iya, setipis
kertas sepabrik!”, ujar
Gugum diiringi tawa
mereka berdua. Belum
mingkem mulut mereka
dari tawa barusan,
terdengar suara kakak
kelas mereka berteriak
memanggil para siswa
baru untuk segera
kembali berkumpul di
halaman sekolah. sepertinya
Penyiksaan akan terus
terjadi hingga bel
pulang berdentang dengan
indah.
Badan Joni
serasa remuk redam,
untunglah Joni bertemu
Gugum ketika sedang
menunggu angkot. Akhirnya
Joni pulang dengan
menebeng Gugum yang
membawa Jupiter Z merah.
Kebetulan rumah Gugum
searah dengan rumah
Joni. Di perjalanan, Gugum
yang sebetulnya membawa
helm malah menyuruh
Joni untuk memakainya.
Ya, Joni sih
malah senang, karena
keselamtannya terjamin. Awalnya
mereka dengan gaya
menyusuri jalan ibu
kota. Namun, ketika
sampai di tikungan
mereka dicegat oleh
seorang polisi yang
segera memberi tanda
untuk segera menepi.
“Selamat
siang!” ujar polisi
tersebut dengan suara
berat.
“ Siang pak!”
“Adik tahu
kenapa diberhentikan?”
“Nggak tahu
pak!”
“Karena adik
tidak memakai helm…”
“Tapi saya
pake kok pak!”
kata Joni yang
masih memakai helm.
“Tapi kalian
berdua harus memakai helm.
Kalau begitu perlihatkan
STNK dan SIM
kamu!”
Gugum segera
membuka dompetnya, dan
mengambil STNK motornya,
tapi tidak dengan
SIM. Joni tahu
bahwa si Gugum
belum punya SIM.
Namun dibawah STNK
yang Gugum berikan terselip
uang dua puluh
ribuan. Sepertinya Gugum
sudah terbiasa dengan
situasi seperti ini.
Dan tak lama
setelah itu, polisi
itu memperbolehkan Gugum
untuk melanjutkan perjalanannya. “Lain
kali jangan lupa
memakai helm!” ujar
polisi tersebut.
Akhirnya Joni
tiba di depan gang
rumahnya. Sedangkan Gugum
melanjutkan perjalanannya. Rumah
Gugum sebenarnya hanya
berjarak dua kilometer
dari rumah Joni,
jadi kalau Joni
berangkat sekolah bisa
nebeng Gugum yang
pasti lewat depan
gang rumah Joni.
Ketika sampai
didepan pintu rumahnya
Joni berpapasan dengan
Jini yang sedang
siap berangkat belajar
kelompok lagi. Joni
melirik sedikit kearah
adiknya yang hari ini
tampak centil dengan
rambut sebahunya yang
dikepang dua ala
gadis desa. “ Aduh,
gadis desa mau
kemana nih… mau
nyuci dikali ya?”
sambut Joni sambil
ngikik.
“
Biarlah Orang gila
berkata apa, yang
waras ngalah,” sahut
Jini, “ pakaian aja super
aneh gitu hihihihihi”. Jinni
langsung ngeloyor setelah
puas membalas celetukan
kakaknya. Joni jadi
sebel.
“
Gue benci sama
dandanan MOS…”. Gerutu
Joni sembari membanting
pintu.
Keesokan harinya,
Joni masih harus
memakai seragam wajib
tersebut. Angan – angan tentang
masa SMA yang
indah dalam benak
Joni masih belum
terlaksana. Semua karena
terbentur sama kegiatan
sial bernama MOS.
Sebenarnya buat apa sih
MOS? Nggak penting
banget, katanya masa
pengenalan siswa terhadap
sekolah. Tapi kok
malah jadi bulan – bulanan gini.
Sesuatu yang salah
telah terjadi dalam
sistem pendidikan Negara ini.
Gerutu Joni sepanjang
perjalanan menuju depan
gang rumahnya.
Tak lama
kemudian, hape butut
Joni berbunyi. Kedengarannya
sebuah sms telah
mendarat sukses di
hapenya. Ketika dilihat,
ternyata itu sms dari
Gugum. dan setelah
membaca isinya, Joni
jadi ngedumel sendirian.
Apa sih isinya?
“ Sahabatku
yang tercinta, saya
haturkan maaf yang
sebesar – besarnya pada dirimu.
Bahwasannya semenjak hari
ini dan seterusnya
aku tidak bisa
lagi berbarengan dengan
dirimu. Karena aku
sudah menemukan orang
yang pas untuk
dibonceng baik dalam
keadaan suka maupun
nggak duka. Orang
itu tidak lain
tidak bukan adalah
Dewi, tahu Dewi
kan? Pasti dong…
itu lho, teman
sekelas kita yang
bohai nan aduhai.
Semoga setelah ini anda dapat
mengerti dan kita
tetap bisa bersahabat
seperti sebelumnya. FIN “
Dengan cekatan
Joni membalas sms
tersebut.
“
SOMPRET!!!” singkat, jelas
dan terpercaya.
Terpaksa hari
ini dia naik
angkot lagi. Untungnya
dia tidak perlu
menunggu lama, karena
angkot yang Joni
tunggu sudah terlihat.
Ketika masuk keangkot
tersebut, tiba – tiba ada
yang menyapanya. Suaranya
seperti Joni kenal.
Dan ketika menoleh,
langsung saja wajahnya
sumringah. Karena yang
menyapanya barusan adalah
Tita. Anak kelas
X-4 yang berkenalan
dikantin kemarin.
“
Naik angkot ini
juga?” tanya Tita
pada Joni yang
kini duduk disebelahnya.
“
Iya nih, emang rumah
kamu dimana… kok
naik angkot ini?”
“
Rumahku sih di
jalan kenanga, masih
satu kali lagi
naik angkotnya.”
“
Jauh dong klo
mau ngapel…” gumam
Joni.
“
Apa…”
“
Ah… bukan apa – apa
he….” Ujar Joni
sambil nyengir kuda.
Tak lama
mereka sampai digerbang
sekolah. Bel masuk
sekolah masih lima
belas menit lagi.
Joni jadi masih
bisa ngobrol lebih
lama lagi sama
Tita. Kayaknya Joni
jadi beneran suka deh
sama do’i. Soal
fisik sih, Tita
nggak kalah sama
kak Sabrina sang
ketua Osis. Tapi
yang bikin Joni
suka adalah gayanya
Tita yang lucu,
ramah, dan selalu
menebar senyum. Apalagi
pipinya yang agak
chubby itu, rasanya
kepingin nyubit aja deh.
Emang deh,
klo lagi sama
orang yang disuka
waktu suka nggak
mau kompromi. Sehari
aja mungkin cuma
serasa seperti 24
jam. Suer deh.
Kini Joni harus
berpisah dengan Tita. Sesampainya dikelas, Joni langsung
mengahampiri Gugum yang
lagi asyik ngobrol
sama Dewi.
“
Hai Jon…” Gugum menyapa
Joni dengan hati – hati.
“
Hai juga
Gum…” sapa Joni
ramah dengan sedikit
senyuman di wajahnya.
“
Sebentar ya Dew,
gue mau ngomong
sesuatu sama Joni.”
Lalu Gugum menghampiri
Joni yang duduk
di bangku sebelahnya. “ lo nggak
marah kan Jon?”
“
Marah kenapa?”
“
Soal tadi pagi…”
“
Ah, nggak masalah
lagi… justru gue
bersyukur nggak ikut
sama lo tadi
pagi,” ujar Joni
sumringah. “ Jadinya gue
bisa ketemu bidadari
gue deh… “
“
Hah, siapa?”
“
Mau tauuuu aja….” ujar
Joni yang langsung
ngabur keluar. Gugum
yang penasaran langsung
mengejar Joni. Joni
langsung kabur ke
lapangan, tapi Gugum
nggak mau nyerah.
Walhasil jadi deh
dua anak ajaib
itu kejar – kejaran.
Tu'in yang
baru datang langsung
kaget ngeliat kelakuan
dua temannya itu. “ kasihan
mereka, Pagi – pagi udah
kena hukuman aja…”
Hari ini
nggak ada kejadian
luar biasa. Semua
sama, dikerjain senior
sampai babak belur.
Hari ini trio
Joni, Gugum dan
Tuin kena hukuman.
kayaknya mereka udah
jadi target operasi
para senior. Seperti
sekarang, mereka bertiga
disuruh ngamen di
kantin, dan minimal
mereka harus dapat
uang hasil ngamen
lima ribu dollar,
enggak ding… lima ribu
rupiah doang.
Mereka bertiga
beratraksi sekeren mungkin.
Joni nyanyi dengan
semangat, berharap suaranya
yang cempreng - cempreng sumbang
itu dapat menghasilkan
penonton dan uang
yang banyak. sedangkan
si Gugum gebuk - gebuk
galon dan Tu'in
joget sekenanya. sampai - sampai Tu'in
nggak nyadar kalo
udelnya yang sama
sekali nggak kece
itu mulai ngacung
kemana - mana. Namun sayang,
mereka malah diomelin
Ibu kantin gara – gara
pelanggannya kabur semua karena
kehilangan selera makan
setelah melihat penampilan
mereka.
Karena gagal
memenuhi permintaan seniornya,
mereka bertiga harus
dapat hukuman tambahan
dari para senior.
Pokoknya hari ini
mereka dikerjain habis – habisan deh.
Apalagi si Tu’in, para
senior gatel banget
deh pingin ngerjain
si gembul satu
ini.
Tiba juga
masa – masa akhir MOS ,
sempet sedih juga
sih. Kali ini
Joni diberikan tugas
akhir untuk membuat
dua pucuk surat.
Yang satu surat
cinta yang satu
lagi surat benci. Warna
pink untuk surat
cinta , dan warna
biru untuk surat
benci. Akhirnya surat – surat
tersebut diberikan kepada
senior yang sesuai
dengan nama yang
dituju. Ada yang
banyak mendapat surat
benci seperti kak
Tio yang berambut
botak , kurus , dan rada
bongkok. Sedangkan surat
benci terbanyak untuk
wanita didapat oleh
kak Elis. Mereka
berdua memang terkenal
sadis dalam menghukum
siswa baru. Gimana
nggak sadis, waktu
itu Joni pernah
disuruh nari striptis ditiang bendera
tengah hari bolong.
Sedangkan surat
cinta relatif menyebar
rata untuk kalangan
OSIS cowok. Sedangkan
surat cinta OSIS
cewek hampir semua
digenggam oleh kak
Sabrina , sang ketua
OSIS. Meskipun galak ,
ternyata kecantikan en
kesemokkannya telah menyihir
para siswa cowok.
Dan ternyata Sabrina
hanya mendapat satu
surat benci. Dan
ketika dibacakan nama
pengirimnya adalah Joni !!!
“ Wah gila
kamu Jon, nekat
juga ngirim surat
benci ke dia”
ucap Gugum.
“ Ho’oh emang
bener dia goblok ,
kayak yang dia
teriakin kemarin”, tambah
Tu’in sambil ngemil
combantrine. Perlu diketahui,
Tu’in eman rada
ajaib. Dia sangat
tidak suka lapar.
Jadi apa aja
dia jadiin cemilan.
Karena motto Tu’in
adalah, ‘Makanlah Ketika Kau
Lapar’ disingkat MK2L.
“Tenang aja,
kalian liat aja
nanti,” ujar Joni
sok cool….lor ijo.
“Wah kayaknya
ada yang benci
banget nih ke
saya,” ucap Sabrina. “Kalo gitu
biar yang nulis
aja deh yang
bacain suratnya…” Ujarnya
sambil memanggil Joni
ke atas panggung.
Joni pun
naik keatas panggung
dengan gagahnya bak
pahlawan kesiangan. Para
murid yang lain
pun mengelu – elukannya. “Elu…elu…elu”
begitu teriak mereka.
“Oke…saya akan
bacakan , hadirin harap
tenang!!” ucapnya meniru
presiden yang akan
pidato. Joni pun
mulai membacakan suratnya.
Dear
kak Sabrina dan salam olahraga
Mungkin
kakak akan kaget
begitu mendapat surat
benci dari saya.
Itu
semua sudah saya
perkirakan , kakak akan mendapat
surat cinta yang
banyak . Banyak alasan
yang membuat saya
membenci kakak. Berikut
10 hal yang
membuat saya benci
kakak
1. Saya sangat
membenci kakak karena
kecantikan kakak membuat
saya jatuh hati
pada kakak
2. Saya makin
benci kakak karena
sejak bertemu kakak
saya jadi nggak
enak makan , makan
tempe nggak seenak
beef, makan tahu
nggak seenak sushi,
makan terong nggak
seenak sossis, walhasil
badan saya jadi
kering kerontang gini
3. Udah gitu,
saya jadi males
belajar karena selalu
memikirkan kakak. Baca
komik ada kakak,
baca majalah ada
kakak , baca koran
ada kakak . pokoknya
semua ada deh.
4. Saya jadi
nggak bisa tidur
krena serba salah
juga sih, pengen
tidur pasti kakak
slalu mampir dimimpiku ,
nggak tidur besoknya
ngantuk. Gimana nggak
benci tuh.
5. Sejak bertemu kakak
saya jadi rajin
mandi , soalnya pasti
kalo mandi berasa
ada kakak yang
mandiin saya. Walhasil
panu yang saya
pelihara be’taon – taon pada
ilang semua.
6. Ini yang
paling saya benci ,
yaitu selera humor
saya jadi ilang.
Misalnya saya lagi
main tebak – tebakan . “kenapa
superman sempaknya merah?” ,
terus saya malah
jawab “karena yang
item udah dipake
sama kak Sabrina”
nah lo… semua jawaban
jadi mengandung unsur kak
Sabrina deh.
7. Saya jadi
dianggep gila sama
keluarga gara - gara
sering cengar – cengir mikirin
kak Sabrina.
8. Saya jadi
salah tulis papan
nama saya. Saya
malah nulis I
love Sabrina gara – gara
selalu ingat kak
Sabrina
9. Saya sangat
benci kakak karena
kakak terlalu banyak
yang naksir , jadinya
saya jadi terlalu
banyak saingan deh.
10. Yang terakhir
adalah saya benci
kakak karena obat
dari 9 hal
diatas ada di
kakak , yaitu…..
Lama para
pendengar menunggu lanjutan
kata – kata dari Joni ,
termasuk kak Sabrina. Joni
pun menghela napas
dalam – dalam sebelum melanjutkan
pembacaan suratnya.
“Yaitu….” pendengar
makin tegang menunggu
lanjutan kata dari
Joni.
“ Yaitu…”
Seorang siswa
yang nggak sabar
lagi langsung teriak
ke Joni. “Woi, jangan
suka manjang – manjangin halaman deh….”
“Berada di sisiku
untuk selamanya”, ucap
Joni akhirnya. Dan
langsung mendapat sorakan
dan timpukan dari
berbagai arah. Sedangkan
kak Sabrina Cuma tersipu – sipu mendengar
surat tersebut. Sepertinya
baru pertama kali
dia dapet surat
pernyataan cinta yang
super aneh.
“Tiada kesan
tanpa
kehadiranmu…cup…cup…wao…wao!!!”
ujar Joni menutup
pembacaan suratnya sekaligus
mendapat sebuah tomat
yang tepat bersarang
di wajahnya